Senin, 27 Agustus 2012

Man Jadda Wajada


Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Kalimat ini memang sederhana, akan tetapi semakin saya renungi dan semakin saya coba untuk pahami, maka semakin yakin juga saya akan kebenaran kata-kata tersebut. Keberhasilan memang membutuhkan kesungguhan dan kerja keras, seperti yang pernah diajarkan ketika sekolah dulu, rizki didapatkan dengan kerja keras, kegagalan umumnya disebabkan karena kemalasan, dan jangan pernah mengharapkan keajaiban jika tidak berusaha. Hal ini juga sesuai dengan apa yang Allah SWT janjikan dalam Surat Ar-Rad ayat 11, ‘Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ‘.

Ketika kita dihadapkan pada kesulitan atau ketika kita dihadapkan pada tuntutan yang luar biasa, mungkin tidak jarang kita berpikir dan mengeluh ‘kenapa berat sekali?’ ‘saya sepertinya tidak mampu’ ‘harusnya si A karena lebih berpengalaman’ ‘tapi saya…’ dan hal lainnya. Tapi apakah dengan mengeluh semua persoalan serta merta langsung hilang bersamaan dengan keluhan kita? Ketahuilah sahabat, kalau Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya , seperti yang tertuang dalam Al Baqarah ayat 286.

Yakinlah dengan kemampuan yang kita miliki, jangan merasa lebih rendah dari orang lain dan jangan merasa tidak mampu sebelum berusaha. Jika anda meyakini tidak ada kemudahan yang kekal, maka yakinilah kalau tidak ada kesulitan yang kekal juga. Jangan pernah mau tenggelam dalam kesulitan dan jangan bermalas-malasan, karena bermalas-malasan tidak akan mengubah hidup kita. Jangan lihat segala sesuatu dengan kacamata negatif, karena anda hanya akan melihat kesulitan dengan kacamata tersebut. Gantilah dengan kacamata positif, agar anda dapat berpikir dengan jernih dan melihat harapan sekecil apapun itu.

Pepatah arab juga mengatakan biqadri maa ta’tanii tanaalu maa tatamannaa, sebesar kemauanmu sebesar itu pula yang kau dapatkan. Ya.. semua berawal dari pikiran positif dan cita-cita kita yang oleh Stephen Covey diistilahkan begin in the end in mind. Bergegaslah kepada apa yang kita inginkan dengan membuatlah perencanaan sebaik mungkin, berusahalah untuk menggali potensi dan kemungkinan yang ada, jika anda bilang tidak memiliki potensi dan peluang, kemungkinan ada yang salah dalam perencanaan atau bahkan pikiran anda, karena anda pasti memiliki potensi yang belum tentu dimiliki orang lain. Setelah itu cobalah untuk menyalurkan dan menunjukkan semua potensi yang ada sambil melatihnya dengan konsisten. Berusahalah untuk menciptakan momentum, jangan tunggu momentum datang, karena kita tidak akan pernah tahu kapan momentum itu datang jika tidak pernah berusaha menciptakannya. Selanjutnya berusahalah untuk mengelola pekerjaan dan waktu anda agar lebih efisien dan efektif. Untuk mengelola pekerjaan dan waktu kita memang membutuhkan kedisiplinan dan konsistensi, maka berusahalah untuk disiplin terhadap apa yang telah kita rencanakan sebelum orang lain atau bahkan kompetitor yang mendisiplinkan kita.

Jika anda sudah berusaha, namun apa yang kita pikirkan dan rencanakan belum juga terwujud, maka bersabarlah, tetaplah untuk berusaha, dan jangan pernah berhenti. InsyaAllah, jika kemauan kita benar maka jalan menuju apa yang kita harapkan akan terbuka cepat atau lambat, seperti yang dikatakan pepatah arab lainnya, idza shadaqal ‘azmu wadhahas-sabiilu. When there is a will there is a way, kata pepatah barat modern. Jangan pernah mengaharapkan keajaiban jika kita tidak terus berusaha. Thomas Alva Edison menemukan lampu pijar setelah sekian ratus kali percobaan, Kolonel Sanders menemukan resep ayam goreng setelah sekian ribu kali, Siti Hajar menemukan air zam-zam untuk Nabi Ismail, putranya, setelah berlari-lari bolak balik dari bukit shafa ke bukit marwah berkali-kali, atau yang paling anyar Liverpool FC meraih juara Liga Champion Eropa tahun 2005 setelah nyaris tanpa harapan dan tertinggal 3-0 dari AC Milan dibabak pertama. Bayangkan apa yang terjadi jika mereka semua menyerah dengan keadaan. Mungkin kita masih hidup dalam kegelapan karena tidak adanya lampu, mungkin kita tidak akan pernah merasakan ayam goreng KFC, mungkin Nabi Ismail akan meninggal karena kehausan, dan mungkin AC Milan lah yang akan menjadi juara Liga Champion ketika itu.

Jika suatu saat apa yang anda pikirkan dan rencanakan sudah berhasil anda dapatkan, janganlah lupa untuk bersyukur, jangan juga bersikap sombong apalagi takabur atas pencapaian kita, dan tetaplah berusaha untuk selalu menghargai orang lain. Karena semua kita dapatkan atas kuasa Sang Khalik dan mungkin tidak sedikit atas bantuan orang lain tanpa kita sadari. Jangan juga cepat berpuas diri atas apa yang berhasil kita raih sehingga membuat kita terlena pada zona nyaman. Ingat, tidak ada kesulitan dan kemudahan yang kekal. Zaman terus berubah dan siapa yang sanggup mengikuti perubahanlah yang akan bertahan menjadi pemenangnya. Oleh karena itu gali terus kemampuan dan potensi yang kita miliki, evaluasi setiap proses yang kita lakukan, dan teruslah belajar untuk lebih baik lagi.

Semoga dengan itu, kita menjadi manusia yang tangguh dan tidak mudah menyerah dalam segala situasi. Sehingga kita selalu bersinar terang, bahkan jika memungkinkan paling terang, seperti indahnya bintang di langit luas dan bukan sebagai bulan yang memantulkan pesona bintang. Karena meskipun bulan terlihat, tetap saja yang paling bersinar adalah bintang. Semoga…

Apple vs Samsung : Apple Menang Gugatan, Samsung Siap Bayar Ganti Rugi

Apple Inc mencetak kemenangan spektakuler atas serangkaian gugatan hukum di pengadilan Amerika Serikat. Juri menemukan perusahaan asal Korea Selatan ini menyontek fitur penting iPhone dan iPad yang sangat populer, dan karena itu, harus membayar ganti rugi US$ 1 miliar.

Putusan--yang datang lebih cepat dari yang diharapkan--dapat menyebabkan larangan langsung pada penjualan produk utama Samsung. Di sisi lain, juga akan memperkuat dominasi Apple di pasar komputasi mobile.
Kemenangan Apple ini juga membuat banyak perusahaan ponsel mengkeret. Sejumlah perusahaan yang menjual smartphone berbasis sistem operasi Google Android sekarang bisa menghadapi tantangan hukum lebih lanjut dari Apple. Saham Apple, yang minggu ini mencatat rekor sebagai perusahaan terbesar berdasarkan nilai pasar dalam sejarah, naik hampir 2 persen ke rekor tinggi sebesar US$ 675 setelah putusan itu.

Brian Love, profesor hukum dari Fakultas Hukum Universitas Santa Clara, menggambarkannya sebagai kemenangan telak untuk Apple. "Ini adalah skenario terbaik yang diharapkan Apple," katanya.
Juri berunding selama tiga hari sebelum memberikan putusan pada tujuh paten yang diklaim Apple dan lima klaim paten Samsung. Hal ini menunjukkan bahwa panel sembilan orang itu mengalami sedikit kesulitan dalam menyimpulkan bahwa Samsung telah menyalin iPhone dan iPad.

Tuduhan Apple bahwa Samsung menyontek desain mereka dipandang banyak pengamat juga merupakan serangan terhadap Google Inc dan perusahaan perangkat lunak Android, yang banyak digunakan oleh Samsung.
Apple dan Samsung, dua perusahaan yang menguasai lebih dari setengah pangsa pasar smartphone dan tablet di dunia, telah bersitegang di ranah hukum di beberapa negara tahun ini.

Sebelumnya, pada hari Jumat, pengadilan Korea Selatan menemukan bahwa kedua perusahaan bersalah dan memerintahkan Samsung menghentikan penjualan 10 produk, termasuk ponsel Galaxy S II-nya, dan Apple dilarang menjual empat produk yang berbeda, termasuk iPhone 4.
Namun sidang di "kandang" Apple--pasar teknologi terbesar dan paling berpengaruh di dunia--dianggap paling penting.

Pertarungan dimulai tahun lalu ketika Apple menggugat Samsung di beberapa negara, menuduh perusahaan Korea Selatan ini menyontek iPhone dan iPad. Apple menuntut ganti rugi lebih dari US$ 2,5 miliar dari Samsung, yang dijawab perusahaan itu dengan gugatan balik.
Publishing by Jekethek-:-Blog Berita Indonesia Terbaru Hari ini

Kamis, 23 Agustus 2012

Kisah Sriyono, Mantan Miliarder yang Kini Jadi Pria Pink Penjual Siomay Keliling

Yang dilakukan Sriyono menjadipenjual siomay keliling denganpakaian dan aksesori serba pinkmembuat dirinya terkenal,terutama di dunia maya. Lalu,mantan miliarder itu juga pernahmenjadi bintang tamu di sebuahstasiun televisi. Bahkan, ada yangmenawari bermain sinetron. Semua itu dia lakukan demi bisabertemu anaknya.

ZULHAM MUBARAK, Jakarta


KETIKA Minggu lalu (16/1) INDOPOS menelusuri rute jualan Sriyono di kawasan kelas menengah ke atas di Jalan Gandaria Tengah, Jakarta Selatan, tak ada orang yang tahu namanya. Tapi, ketika disebut nama Siomay Pink (barang dagangan Sriyono), kebanyakan warga yang ditemui mengenali. Mulai sopirbemo, satpam, tukang ojek, hingga anak-anak.


Siomay Pink juga menjadi identitas pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu di dunia maya. Mesin pencari Google menyebut 83.500 hasil yang merujuk pada usaha siomay yang dijalankan Sriyono sambil berkeliling di atas sepeda pink. Sriyono menjadi topik hangat di kalangan komunitas entrepreneur. Sebab, selain berjualan dengan kostum dan perlengkapan mencolok serbapink, kegigihannya dalam berwirausaha menjadi inspirasi tersendiri. "Mungkin karena saya dianggap nyentrik.


Itu saja. Tapi, entahlah, saya nikmati saja momen-momen ini," ujarnya sambil melayani pelanggan. Dia pun meracik bumbu siomay dari panci pink yang terikat di belakang sepeda pink yang telah dimodifikasi dengan sejumlah kotak kayu yang juga berwarna pink. Di depan sepeda itu terdapat dua keranjang pink dengan dua teddy bear pink terduduk di dalamnya. Sriyono juga mengenakan kaus pink, bercelana pendek pink, topi pink, serta jam dan bahkan anting pink Namun, di balik penampilan nyentrik itu. tersimpan kisah perjuangan hidup yang cukup berliku.


Kisah sukses Sriyono dimulai pada 1969 ketika pria kelahiran Klaten, 21 Juli 1954, tersebut merantau ke Jakarta unttk menjadi sales mobil. Ketika itu, tiba-tiba saja dia sangat gemar pada siomay dan memutuskan untuk belajar cara membuat makanan itu. Dia lantas berguru pada seorang keturunan Tiongkok asal Pulau Bangka. Dialah yang mengajari Sriyono membuat siomay. Setahun penuh Sriyono bekerja tanpa digaji untuk mendapatkan resep rahasia sang penjual siomay itu. Beberapa tahun kemudian, sang guru meninggal dan mewariskan usaha Siomay kepada Sriyono.


Pada 1980-an, Sriyono memberanikan diri memulai usaha siomay keliling di Jakarta dengan modal patungan dengan beberapa teman. Berbagai cara ditempuh untuk membesarkan usaha tersebut. Mulai membikin armada siomay sepeda keliling sampai mendirikan warung-warung kecil. Puncak sukses diraih pada 1996 ketika dirinya berhasil membuat outlet di salah satu mal elite di ibu kota, yakni Plaza Senayan. Sriyono adalah pendiri dan pemilik outlet Siomay Senayan dengan beberapa cabang. Pend`patan bisnisnya ketika itu mencapai Rp 2 miliar per tahun.


Dia menikmati sukses berjualan siomay dengan berstatus bujangan. Sriyono mengenang, tinggal di ibu kota dengan duit melimpah ketika itu bagai hidup di surga. Bahkan, bisnisnya sangat kuat sehingga ketika krisis 1998 menerpa modalnya tidak berkurang. Tapi, dia justru masih bisa mendirikan outlet di beberapa tempat lain. April 1999, Sriyono memutuskan untuk mengakhiri masa lajang dan menikahi putri seorang polisi. Pernikahan yang tidak direstui orang tua sang istri itu kemudian menjadi bom waktu bagi kehidupan Sriyono.


Pertengkaran demi pertengkaran pun terus muncul sehingga konsentrasi Sriyono pada bisnisnya mulai berkurang. Ketika itu, dia menjadi "satu-satunya pengusaha siomay yang meneken kontrak dengan gerai waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC). Dia menyuplai siomay di puluhan gerai KFC di Jakarta yang ketika itu memiliki menu khusus siomay. Namun, persoalan rumah tangga yang tak kunjung selesai pelan-pelan membuat manajemen bisnisnya kolaps. Akhirnya, Sriyono terpaksa menjual hak paten Sto-may Senayan dan usahanya pun gulung tikar.


Awal 2004, setelah 4 tahun 7 bulan berumah tangga dan dikarunia dua anak, yakni Peksi Safira Miradalita (kini 11 tahun) dan Pramesti Dewi Angelita (kini 10 tahun), sang istri menggugat cerai Sriyono. "Saya ingat. (Saat itu) hanya baju yang melekat di badan yang saya miliki," kenangnya sambil menerawang. Setelah perceraian, sang istri kemudian mengasingkan diri dan membawa serta dua anak Sriyono. Sejak itu dia pun tidak pernah lagi bertemu dua buah hatinya. Dalam kondisi bangkrut. Sriyono sempat ditampung mantan rekan-rekan bisnisnya.


Dia pun sempat mendapat bantuan modal dan berusaha merintis lagi usaha siomay kelilingnya mulai nol dengan konsep awal, yakni belasan armada siomay keliling. Tapi, pada 2008, usaha itu lagi-lagi bangkrut. "Saya selalu ingat anak saya dan rindu yang tidak tertahan membuat saya sulit berkonsentrasi," katanya. Kegagalan kali ini membuat Sriyono tertekan. Dia pun memilih menjadi gelandangan dan tinggal di jalanan kota-kota Jakarta. Tiap malam, dia tidur berpindah-pindah, dari halte bus ke kolong jembatan dan dari pinggir jalan ke masjid-masjid. Hingga 2009, Sriyono memilih menetap di Masjid Al Bina di kawasan Senayan.



Setelah beberapa minggu tinggal di sana, tiba-tiba dia mendapat bantuan modal dariseorang jamaah pengajian yang mengetahui latar belakang dirinya sebagai pengusaha siomay. "Waktu itu saya diberi modal Rp 1 juta untuk memulai bisnis lagi," katanya. Awal 2010, Sriyono pun sudah memiliki gerai siomay di mal Pasaraya Blok M yang bernama Siomay Maestro. Namun, lagi-lagi karena tinggal kesepian dan rindu kepada dua buah hatinya, konsentrasinya dalam berbisnis terganggu. Dia pun kembali bangkrut. Sampai saat ini. Sriyono masih berutang kepada manajemen Pasaraya Rp 13 juta.

Di ambang keputusasaan, sebulan menjelang bulan puasa 2010. dia memutar otak dan mendapat ide brilian. Yakni, kembali memulai usaha siomay keliling, tapi dengan tampilan yang eksentrik. Diharapkan, ketika dia menjadi eksentrik, sang anak akan mengetahui dan dirinya dapat bersua dua buah hatinya setelah lima tahun berpisah tanpa kabar itu. Sriyono pun memutuskan mengenakan warna pink sebagai seragam berjualan. Pernak-pernik pink pun dikenakan untuk berdagang keliling. Dia juga berusaha tampil di setiap momentum di mana publik Jakarta banyak yang berkumpul. Sriyono akhirnya dijuluki "maskot" dalam even Hari Bebas Kendaraan alias Cm-Free Day yang diberlakukan sebulan sekali di jalan protokol Jakarta.


"Semakin banyak orang yang kenal saya, kesempatan untuk bertemu kembali dengan anak saya semakin besar," katanya. Tapi, usaha tampil nyeleneh itu tidak semudah yang dia bayangkan. Setiap hari, bahkan sampai sekarang. Sriyono hams rela menjadi bahan ejekan orang-orang yang lewat. Tak jarang perkataan mereka sangat pedas dan menusuk hati. Tak sedikit yang mengira Sriyono adalah seorang waria yang nyambi berjualan siomay saat siang dan "berpraktik" saat malam. Tapi, demi menemukan sang anak, hinaan dan cacian itu ditanggapi dengan se-nyum dan hati ikhlas.


Bahkan, kini dia sudah memiliki 34 kaus pink, 18 pasang sandal pink. 12 topi pink. 3 jam pink. 3 pasang kacamata pink, kalung pink braces, anting-anting pink, dan tiga pasang sepatu pink. Upaya tampil eksentrik itu membuahkan hasil ketika dirinya muncul sebagai topik di 7tWn?rdan BlackBerry Messenger. Popularitasnya menanjak ketika kisah usahanya dipublikasikan di situs Kaskus.us. Pertengahan Desember 2010, sebuah koran berbahasa Inggris di Jakarta memuat foto Sriyono dengan aksesori pink. Hasilnya, pekan lalu, awal Januari 2010. sebuah televisi nasional berhasil mempertemukan Sriyono dengan sang anak. "Waktu itu, rasa senangnya tak terhingga. Saya bersyukur mereka mengakui saya sebagai bapak, walaupun mereka memiliki ayah tiri warga Inggris yang kaya," ujarnya, kali ini sambil terisak.


Tampil di televisi mendatangkan keuntungan bagi usaha Sriyono. Dafam dua pekan terakhir, omzet berjualan keliling yang biasanya hanya Rp 200 ribu per hari naik lima kali lipat menjadi Rp 1 juta per hari. Banyak pesanan dalam jumlah besar sehingga pendapatan berjualan berkeliling terdongkrak. Sejak pekan lalu, seorang pengusaha getol menawari Sriyono untuk membuka franchise siomay Yo Pink di beberapa lokasi di Jakarta. Dia juga mendapat tawaran untuk bermain sinetron. Rundown jadwal casting oleh sebuah rumah produksi juga sudah di tangannya.


Lalu, apa yang akan dilakukan sekarang? Sriyono menyatakan, dirinya masih berencana meneruskan usaha berjualan dan akan membuka warung kecil di Jalan Otto Iskandar Muda, Jakarta. Dia fokus meraih sukses lagi dengan Siomay Yo Pink itu. "Saya ingin anak saya bangga dengan bapaknya si penjual siomay berkaus pink ini. Saya akan bangkit demi putri-putri saya," ujarnya lantas tersenyum.


sumber :

http://bataviase.co.id/node/535954